Senin, 22 Juni 2020

IPAL AOPs




IPAL AOPs adalah Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Waste Water Treatment Plant) dengan sistem Advanced Oxydation Processes (AOPs).
IPAL AOPs mudah dikontrol dan dioperasikan.
IPAL AOPs menghasilkan spesies ion aktif berupa hydroxil (OH) yang sangat mudah bereaksi dengan kandungan organic dan anorganik dalam limbah cair.
IPAL AOPs mampu menghilangkan kandungan polutan kompleks dan didesain sesuai dengan karakteristik dan kapasitas limbah cair yang akan diolah.
IPAL AOPs tidak memerlukan area yang luas, rendah dalam konsumsi bahan kimia dan energi/listrik, dan penggunaan kembali (reuse) air limbah setelah melalui pengolahan untuk berbagai keperluan industri dan domestik.
IPAL AOPs juga ideal digunakan untuk mengatasi problem yang timbul pada instalasi pengolahan limbah cair konvensional (sistem biologi, chemical treatment).
IPAL AOPs adalah sistem yang compact, tersedia pula dalam tipe instalasi bergerak (Mobile Type).

KEUNGGULAN IPAL AOPs
• Ringkas dan Kompatibel
• Tersedia dalam tipe instalasi bergerak
• Hanya membutuhkan lahan yang kecil
• Minim penggunaan bahan kimia
• Efisiensi tinggi
• Minim Lumpur yang dihasilkan
• Tidak berwarna dan tidak berbau
• Biaya operasional dan pemeliharaan yang rendah

PENERAPAN IPAL AOPs
• Industri
• Perminyakan
• Rumah sakit
• Bahan kimia
• Tekstil
• Domestik
• Kotapraja

                                   Logo Sertifikasi IPAL RHM

Senin, 20 April 2020

INDICATOR KUALITAS AIR LIMBAH

Setiap bahan yang mampu dioksidasi yang ada di saluran air atau air limbah industri akan dioksidasi secara biokimia oleh bakteria, atau secara kimiawi. Akibatnya adalah kadar oksigen di dalam air akan berkurang. Secara umum, reaksi biokimia oksidasi adalah sebagai berikut:

Bahan yang mampu dioksidasi + bakteri + nutrisi + O2 → CO2 + H2O + Bahan anorganik teroksidasi seperti O3– or SO4—

Konsumsi oksigen oleh bahan kimia yang tereduksi seperti sulfida dan nitrit, adalah sebagai berikut:
S— + 2 O2 → SO4—NO2– + ½ O2 → NO3–

Karena semua saluran air secara alami mengandung bakteri dan nutrisi, hampir semua komponen sampah yang masuk akan mengalami reaksi biokimia seperti di atas. Reaksi biokimia tersebut adalah yang diteliti di laboratorium sebagai kebutuhan oksigen biologis (BOD). Berbagai bahan kimia juga mampu bereaksi akibat bahan oksidator kuat dan reaksi kimia ini diukur di dalam laboratorium sebagai kebutuhan oksigen kimiawi (COD). Baik uji BOD maupun COD adalah ukuran efek pengurangan kadar oksigen akibat kontaminasi sampah. Keduanya diadopsi sebagai ukuran efek polusi terhadap lingkungan, karena kadar oksigen yang berkurang meyebabkan makhluk hidup yang biasa hidup di air, menjadi semakin sulit ditemukan.

Indikator lainnya yang juga digunakan yang merupakan indikator yang terihat sebagai hasil reaksi maupun kondisi awal air limbah seperti temperatur, pH, kadar garam, kadar logam berat, kadar bahan padat terlarut, tingkat kejernihan air, bau, dan sebagainya.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

PENGERTIAN IPAL

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL mencakup:
  • Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
  • Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
  • Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.
Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu melakukan beragam fungsi. Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak mampu menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia berbahaya.

Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.



Air Limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan yang menghasilkan limbah (Seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Industri Tekstil dan Industri lainnya) sangat perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau meresap kedalam tanah Karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut mengandung racun dan bakteri yang berbahaya jika langsung dibuang ke sungai atau meresap kedalam tanah maka akan menimbulkan pencemaran terhadap air sungai atau air tanah sehingga tidak akan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya. Permasalahan yang sering muncul saat ini adalah banyak yang didirikan dengan tanpa memasang peralatan pengolahan limbah cair. Biasanya, sistem yang ada hanya berupa septic tank untuk menampung limbah cair tanpa dilengkapi peralatan pengolahan limbah cair. Beberapa alasan yang menyebabkan hal ini terjadi antara lain mahalnya biaya operasional, sulitnya perawatan (maintenance) sistem pengolahan limbah. Kondisi ini kemudian sangat membahayakan bagi kesehatan masyarakat luas, apalagi jika limbah cair rumah sakit tersebut kemudian di buang ke sungai atau ditimbun tanpa proses pengolahan terlebih dahulu.

Limbah cair yang layak dibuang, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi, dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Standar limbah cair fasilitas pelayanan kesehatan sendiri sudah diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair (Tabel II.1). Jadi, jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat, maka limbah cair tersebut tidak layak untuk dibuang ke sungai atau perairan luar. Pembuangan limbah cair yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung, dan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai kerusakan ekosistem lingkungan air di sekitarnya.

No
Parameter
Kadar Maksimum
1
pH
6-9
2
BOD5
30 mg/L
3
COD
100 mg/L
4
TSS
30 mg/L
5
Minyak & Lemak
5 mg/L
6
Amoniak
10 mg/L
7
Total Coliform
3000 mg/100 mL
8
Debit
100 L/orang/hari